I actually don't think something like perfection exists,
that is i think why we are born able to absorb things,..
and by comparing ourselves with something else, we can finally head in a good direction.

Kamis, 21 Juli 2011

Hati-hati dengan rasa rindu

...
Jangan pernah merindukan sesuatu secara berlebihan.
Karena, yang demikian itu menyebabkan kegelisahan yang tak pernah padam. Seorang muslim akan bahagia ketika ia dapat menjauhi keluhan, kesedihan dan kerinduan. Demikian pula ketika ia dapat mengatasi keterasingan, keterputusan dan keterpisahan yang dikeluhkan para penyair. Betapapun yang demikian itu adalah tanda kehampaan hati.

“Tidakkah kamu melihat orang-orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Rabbnya dan Allah membiarkanya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya?” (QS. Al-Jatsiyah: 23)

Akulah yang menarik ujung kematian itu, siapakah yang akan dituntut padahal sikorban adalah si terdakwa itu sendiri.

Maksud bait syair ini, kita berhak merasakan sakit dan menderita sebab kita adalah penyebab utama dari semua yang terjadi pada diri kita.

Seorang yang berasal dari Andalusia menyombongkan dirinya karena bisa merasakan suka yang melebihi batas.

Sebelum aku, orang mengeluh berat berpisah dan ketakutan muncul pada yang mati dan yang hidup Jika rusuk-rusukku menghipun maka aku tidak akan lagi mendengar dan tidak pula melihat

Bila saja diantara tulang-tulangnya berhimpun ketakwaan, dzikir, kesadaran rohani dan ilahiyah, maka kebenaran akan bisa dicapai. Di samping itu, bukti akan semakin jelas dan kebenaran akan terlihat.

“Dan, jika kamu tertimpa suatu godaan syetan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa bila mereka ditimpa was-was dari syetan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (QS. Al-A’raf: 200-201)

Ibnu Qayyim telah memberikan terapi yang sangat mujur tentang masalah ini dalam bukunya yang sangat terkenal Ad-Da’wad Dawa atau Al-Jawab asy- Syafi’an Man Sa’ala ‘anid Dawa’ asy Syafi. Saya sarankan kepada pembaca untuk merujuk kepada kedua buku tersebut.


Rasa suka yang berlebihan itu banyak sebabnya. Di antaranya:
==============================​ ==========

1. Hati yang tak terisi oleh rasa cinta, rasa syukur, dzikir, dan ibadah kepada Allah.
2. Membiarkan mata jalang. Mengumbar mata adalah jalan yang menghantarkan kepada kesedihan dan keresahan.

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS. An-Nur: 30)

Rasulullah juga bersabda: “Pandangan (mata) itu adalah satu dari sekian banyak anak panah Iblis.”

Jika kau liarkan matamu kepada semua mata maka semua pemandangan akan membuatmu lelah Kau lihat pemandangan tapi tak seluruhnya mampu kau lihat dank au tatap

3. Meremehkan ibadah, dzikir, doa dan shalat nafilah. “Sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan-perbuatan keji dan mungkar”. (QS. Al-Ankabut: 45)

Adapun obatnya,

“Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.” (QS. Yusuf: 24)

1. Berusaha untuk selalu berada di pintu-pintu ibadah dan memohon kesembuhan kepada Yang Maha Agung.

2. Merendahkan pandangan dan menjaga kemaluan.

“Dan mereka menjaga kemaluan mereka.” (QS. An-Nur: 30)

“Dan, orang-orang yang menjaga kemluan mereka.” (QS. Al-Mu’minun: 5)

3. Menjauhkan hati dari hal-hal yang bisa mengikatkan dan berusaha melupakannya.
4. Menyibukkan diri dengan amal shaleh dan berguna.

“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas.” (QS. Al-Anbiya: 21)

5. Menikah secara syar’iy. “Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi.” (QSAn-Nisa: 3)

“Dan, di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya.” (QS. Ar-Ruum: 21)

Rasulullah SAW bersabda, “Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kalian yang sudah mampu untuk menikah, hendaklah menikah.” [*]



***DR. Aidh Al-Qarni
Share for PANTI JOMBLO sebelum HALAL "MasBro" (Hikmah Kesendirian tanpa Pacaran)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar