I actually don't think something like perfection exists,
that is i think why we are born able to absorb things,..
and by comparing ourselves with something else, we can finally head in a good direction.

Sabtu, 22 September 2012

Sebuah nama sebuah cerita

Peta Pondok Pesantren Darul Hijrah Putra
Alhamdulillah tsumma alhamdulillah pada saat saya membuat entri ini saya masih dianugerahi kekuatan dan kesehatan, karena tanpa ridho dan berkah-Nya apalah yang akan bisa kita usahakan tanpa diri-Nya.

Pada entri kali ini, saya akan membahas sedikit tentang Pondok tercinta kami yaitu Pondok Pesantren Darul Hijrah Putra. Baiklah, untuk yang pertama yaitu nomor statisik pondok pesantren (NSPP) yang terdaftar di data Pon-Pes se-Kalimantan Selatan untuk darul hijrah putra yaitu 042630305010, dengan beralamatkan di Desa Cindai Alus, Rt.8, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Pondok pesantren kami ini adalah pondok alumni Gontor, diatas tanah waqaf dari H Ady Syahrani seluas 15 Ha yang akte waqafnya ditanda tangani tanggal 14 Maret 1986. Karena luasnya hanya sekitar 11 Ha, maka penambahan waqaf tanah seluas 4 Ha dipenuhi di Batung yang sekarang menjadi Pondok Darul Hijrah Puteri. Pendidikan dan pengajaran pondok ini dimulai bulan Agustus 1986. Karena terlambat dari tahun ajaran yang semestinya, yaitu bulan juli, sehingga santri pertamanya hanya 4 orang. Pondok ini diaktenotariskan pada tanggal 23 Agustus 1986 di hadapan notaris Bachtiar Banjarmasin.

Kalau dilihat dari perkembangannya dari tahun ke tahun, alhamdulillah pondok ini selalu mengalami peningkatan, kalau diingat-ingat lagi pada tahun 2002 saat saya pertama kali mondok disini, saat itu dengan perlengkapan dan fasilitas seadanya, masih banyak lahan yang belum dibuka, dan berbagai perbedaan yang sangat signifikan dengan keadaan sekarang, tak bisa diingkari dengan mengingat semua itu, harus lah santri-santri yang baru masuk ke pondok ini bersyukur dan belajar untuk lebih menerima serta mau memperjuangkan pondok ini, karena di pundak mereka lah masa depan pondok ini akan diletakkan.

إِنَّ فِى يَدِ الشُّبَانِ أَمْرَ الأُُمَّةِ وَ فِى أَقْدَامِهَا حَيَاتَهَا


Logo PonPes Darul Hijrah Putra

Teringat dulu akan kata-kata yang diucapkan oleh ustadz kami yang menjabat pengasuhan santri di pondok, beliau berkata "Al ma'hadu laa yanaamu abadan" ( Pondok ini tidak pernah tidur ),  saat pertama saya mendengar kata-kata tersebut, saya bingung apakah memang kalau nyantri di pondok ini diharuskan untuk tidak tidur ?
ternyata menurut penjelasan beliau, adalah bahwa segala kegiatan dan aktivitas di pondok ini akan terus berkesinambungan dimulai kita bangun tidur hingga kita tidur kembali.

Sedikit berbagi cerita waktu dulu saat kami masih mondok, kami diwajibkan berbicara bahasa resmi pondok (arab dan inggris) dan bagi yang berbicara selain dwi bahasa tersebut akan masuk ke dalam mahkamah (pengadilan) bagian bahasa pusat yang pastinya kami segani, jadi saking takutnya akan tidak memakai bahasa, hingga suatu malam saya tidak sengaja terbangun dan setelah itu saya mendengar teman saya mengigau menggunakan bahasa arab, sontak saya terkejut dan langsung bertanya-tanya, apakah mungkin sampai di dalam mimpi sana dia juga berbicara menggunakan bahasa resmi,.... ?

Kehidupan di pondok memang penuh kejutan, semoga ke depannya pondok kami menjadi lebih baik lagi. aamiin,..

Selasa, 18 September 2012

Kasih Orang Tua




Ingat dan kenanglah kedua orang tua kita, janganlah kau kecewakan mereka dengan sikap dan kelakuanmu yang menyakitkan mereka, karena biasanya disaat orang tua kita masih hidup, harus diakui kita tidak mudah untuk menghargai kasih sayang dan perhatian mereka kepada kita yang sering kita artikan sebagai batasan dan aturan, padahal mereka hanya menginginkan kebaikan untuk diri karya mereka yang sekarang sudah tumbuh dewasa dan menjadi "sok dewasa" bahkan jarang mau mendengarkan nasihat-nasihat mereka yang tulus dengan menebar cinta dan kasih sayang mereka kepada kita dalam setiap desah nafas mereka.

Bahkan dalam amarah, kekecewaan dan kesedihan mereka, kita selalu diselimuti dengan kasih sayang yang tak berujung, mungkin nasihat ini sudah sering terdengar di telinga kita, namun tak akan pernah usang, yaitu karena orang tua kita dilahirkan pada saat itu mereka selalu mengenang orang tua mereka yang sebenarnya mengenang keberadaan diri kita sendiri. Jangan jadikan generasi kita kalah dengan generasi mereka yang selalu menghormati orang tua kita seperti harga mati yang jika diperlakukan dengan tidak baik, kita pun akan merasakan hal yang sama seperti yang mereka rasakan. Jangan jadikan anak-anak kita bahkan jauh tertinggal dari kita, karena kita akan menjadi orang tua seperti mereka yang terus melimpahi kasih sayang kita kepada anak-anak kita.

Kita terlahir dari buah kasih sayang, kita tumbuh dalam naungan kasih sayang, kita pun ditinggalkan dengan lambaian kasih sayang. Memang tak ada yang terlambat, namun sebelum hati terdalam anda menyesal, kasihilah orangtua anda. Bagi mereka, balasan ini jauh lebih berharga dari apa pun yang pernah diperolehnya. Bagi mereka, itulah bekal sebaikbaiknya untuk menikmati usia senja mereka.




Ya rahman ya rahiim, ij'alna wa liwalidiina minal jannati multaqiin wa daakhiliin birahmatika ya arhamarrahimiin, aamiin

Berapa Besar Bobot Sebuah Do'a

Bukankah kita sering berdo'a, mulai dari do'a yang baik hingga do'a yang merujuk kepada keburukan. Apakah kita tahu, berapa besar bobot do'a yang kita sering lakukan itu, so disini ada sedikit cerita yang mungkin bisa direnungkan, check this one out.

 
Louise Redden, seorang ibu kumuh dengan baju kumal, masuk ke dalam sebuah supermarket. Dengan sangat terbata-bata dan dengan bahasa yang sopan ia memohon agar diperbolehkan mengutang. Ia memberitahukan bahwa suaminya sedang sakit dan sudah seminggu tidak bekerja. Ia memiliki tujuh anak yang sangat membutuhkan makan.

John Longhouse, si pemilik supermarket,mengusir dia keluar. Sambil terus menggambarkan situasi keluarganya, si ibu terus menceritakan tentang keluarganya. "Tolonglah, Pak, Saya janji akan segera membayar setelah aku punya uang." John Longhouse tetap tidak mengabulkan permohonan tersebut.
"Anda tidak mempunyai kartu kredit, anda tidak mempunyai garansi," alasannya.

Di dekat counter pembayaran, ada seorang pelanggan lain, yang dari awal mendengarkan percakapan tadi. Dia mendekati keduanya dan berkata : "Saya akan bayar semua yang diperlukan Ibu ini."
Karena malu, si pemilik toko akhirnya mengatakan, "Tidak perlu,Pak.Saya sendiri akan memberikannya dengan gratis.Baiklah, apakah ibu membawa daftar belanja ?" " Ya, Pak. Ini," katanya sambil menunjukkan sesobek kertas kumal." Letakkanlah daftar belanja anda di dalam timbangan,dan saya akan memberikan gratis belanjaan anda sesuai dengan berat timbangan tersebut."

Dengan sangat ragu-ragu dan setengah putus asa, Louise menundukkan kepala sebentar, menuliskan
sesuatu pada kertas kumal tersebut,lalu dengan kepala tetap tertunduk, meletakkannya ke dalam timbangan.

Mata Si pemilik toko terbelalak melihat jarum timbangan bergerak cepat ke bawah. Ia menatap
Pelanggan yang tadi menawarkan si ibu tadi sambil berucap kecil, "Aku tidak percaya pada yang aku lihat." 
Si pelanggan baik hati itu hanya tersenyum.

Disaksikan  oleh  pelanggan  baik  hati  tadi,  si  Pemilik  toko  menaruh  belanjaan  tersebut  pada sisi timbangan yang lain. Jarum timbangan tidak kunjung berimbang, sehingga si ibu terus mengambil barang-barang keperluannya dan si pemilik toko terus menumpuknya pada timbangan, hingga tidak muat lagi.

Si Pemilik toko merasa sangat jengkel dan tidak dapat berbuat apa-apa. Karena tidak tahan, Si pemilik
toko diam-diam mengambil sobekan kertas daftar belanja si ibu kumal tadi. Di atas kertas kumal itu tertulis sebuah doa pendek : 


" Tuhan, Engkau tahu apa yang hamba perlukan. Hamba menyerahkan segalanya ke dalam tanganMu."

Si Pemilik Toko terdiam. Si Ibu, Louise, berterimakasih kepadanya, dan meninggalkan toko dengan belanjaan gratisnya. Si pelanggan baik hati bahkan memberikan selembar uang 50 dollar kepadanya. Si Pemilik Toko kemudian mencek dan menemukan bahwa timbangan yang dipakai tersebut ternyata rusak. Ternyata memang hanya Tuhan yang tahu bobot sebuah doa.

Moga bermanfaat... :)

Senin, 17 September 2012

3 Pertanyaan ALLAH itu ada


Sekedar sebagai bahan renungan,



Ada seorang pemuda yang lama sekolah di luar negeri dan kembali ke tanah air, sesampainya di rumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang guru agama, kyai atau siapapun yang bisa menjawab 3 pertanyaannya, akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orang yang dimaksud tersebut.

Pemuda : Anda siapa? Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?


Kyai : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda
Pemuda : Anda yakin? Sedang Profesor dan  banyak orang pintar saja tidak mampu menjawab  pertanyaan saya.

Kyai : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.
Pemuda : Saya punya 3 buah pertanyaan: 
1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan wujud Tuhan kepada saya!  
2. Apakah yang dinamakan takdir?
3. Kalau syetan  diciptakan dari  api kenapa  dimasukan ke neraka  yang  dibuat  dari  api,tentu  tidak menyakitkan buat syetan, sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?

Tiba-tiba Kyai tersebut menampar pipi si Pemuda dengan keras.  

Pemuda (sambil menahan sakit): Kenapa anda marah kepada saya?

Kyai : Saya tidak marah...Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 buah pertanyaan yang anda ajukan kepada saya.

Pemuda : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.

Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya ?

Pemuda : Tentu saja saya merasakan sakit 

Kyai : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada ?

Pemuda : Ya

Kyai : Tunjukan pada saya wujud sakit itu !

Pemuda : Saya tidak bisa
 

Kyai : Itulah jawaban pertanyaan pertama, kita semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya. Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya ?

Pemuda : Tidak

Kyai : Apakah pernah terpikir oleh anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini ?

Pemuda : Tidak.

Kyai : Itulah yang dinamakan Takdir. Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda ?

Pemuda : kulit.

Kyai : Terbuat dari apa pipi anda ?

Pemuda : kulit.

Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya ?


Pemuda : Sakit.

Kyai : Walaupun Syeitan terbuat dari api dan Neraka terbuat dari api, jika Tuhan berkehendak maka Neraka akan menjadi tempat menyakitkan untuk syeitan.

Semoga Bermanfaat ... :)